Penulis adalah Hatta Bachtiar (Tata)_Kuwatno. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Jejak-Jejak Meraih Mimpi Part 4

Semua ini ternyata rencana Allah yang begitu tidak terbanyangkan, support yang luar biasa dari guru-guru SMP ku yang menginginkan agar angkatan pertama harus bisa melanjutkan ke SMA. Pada saat itu ada sosoialaisasi dari MAN Purbalingga yang mensosialisasikan tentang program jalur khusus bagi siswa yang memiliki potensi akademik tinggi. Begitu cupunya aku yang tahunya bahwa sekolah setelah SMP hanyalah SMA/SMU atau SMK, ternyata ada sekolah yang setingkat SMA yang berbasis agama yaitu Madrasah Aliyah (MA). Awalnya aku sempat tidak yakin akan lolos mengikuti seleksi tulis masuk jalur khusus di MAN Purbalingga saat melihat seragam dari sekolah lain adalah berlabel badge SMP Negeri 1 Purbalingga, SMP Negeri 3 Purbalingga dan sekolah-sekolah SMP yang bersal dari kota sementara aku membayangkan sekolahku yang hanya sekolah pinggiran, baru berdiri, apa iya aku bisa bersaing dengan mereka. Saat melakukan pendaftaran ke MAN purbalingga aku ditemani dengan Pak Rulli S, beliau salah seorang guru di SMP Negeri 3 Karangreja yang menurut saya beliau sangat multi talen, bisa mengajar matematika, kimia, bahkan pelajaran agama, padahal beliau adalah sarjana pendidikan biologi. Beliau begitu mensuport aku dan membuatku sedikit yakin. Aku pun tidak menyangka kalau ternyata aku lolos masuk JK, setelah satu jam menunggu hasil tes tertulisnya, aku masih mersa tidak yakin bahwa aku akan lolos masuk Jalut Khusus (JK) di MA Purbalingga, aku sengaja membaca dari bawah karena pasti nilaiku di kolom bawah karena nilai hasil seleksi diurutkan berdasarkan nilai teratas dan hal yang tidak aku percaya lagi saat aku melihat hasil pengumumannya adalah namaku tertulis di kolom paling atas sendiri yang artinya nilaiku terbesar diantara mereka yang mengikuti tes masuk JK di gelombang ke-2 bersamaku. Berawal dari situ keyakinanku mulai bertambah bahwa aku pasti bisa meskipun aku dari sekolah pinggiran. Terimaksih untuk guru-guru SMP ku yang telah memotifasiku hingga aku bisa yakin untuk saat itu.


Kebahagian itu ternyata kembali lagi seolah hanya pembombong bagiku karena masih tetap ada biaya untuk masuk di JK menskipun tidak semahal kelas regular, saat itu adalah sekitar Rp650.000,00 untuk keperluan seragam dan lain sebagainya. Tidak hanya berhenti sampai memotifasi saja melainkan uang sebesar itu bisa aku dapatkan dari guru-guru SMP bahkan Bu Niken, guru SMP ku yang rumahnya di Wirasana (sebuah perumahan di sekitar kota Purbalinggga) menawariku agar aku tingggal di sana sehingga aku tidak repot memikirkan biaya hidup dan sewa kost. Tetapi pada akhirnya pihak Madrasah menawariku agar aku tingal di asrama madrasah sehinnga aku tidak terlalu merepotkan guruku tinggal bersamanya di Wirasana.

*) Bersambung di Part 5

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar