Ini
cerita saat aku SMA dulu, waktu itu acara Up greading OSIS, terus ada kegiatan
malamnya yang namanya renungan. Kegiatan yang kali pertama buat aku. Swer deh
yang pertama ini nyentuh banget kata-katanya. Sebenernya si aku kasian
kalau-kalau ada temenku yang emang bener-bener ibunya udah tiada, kan bakalan
sedih banget tuh, aku ajah yang Alhamdulillah masih dikaruniai ibu bener-bener
ngeh banget. Ok deh langsung aja kecerita yang mau aku ceritain ke agan-agan
semua.
Suatu
ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkannya dia
bertanya kepada Tuhan,
“Para malaikat disini
mengatakan bahwa besok engkau akan mengirimku kedunia, tetapi bagaimana cara
saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah,”
Tuhan menjawab, “Aku telah
memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu”.
“Tapi disurga , apa yang
saya lakukan hanyalah bernyayi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia,”
demikian kata si bayi.
Tuhan pun menjawab,
“Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan
merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia”.
Si bayi pun bertanya
kembali, “Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara
kepada-Mu?”.
Sekali lagi Tuhan menjawab,
“Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo’a”.
Si bayi pun masih belum
puas, ia pun bertanya lagi, “Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,
siapa yang akan melindungi saya?”.
Dengan penuh kesabaran Tuhan
pun menjawab, “Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun”
Si bayi pun tetap belum puas
dengan melanjutkan pertanyaan, “Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat
Engkau lagi”
Dan Tuhan pun menjawab, ”
Malaikat akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan kan mengajarkan bagaimana
agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di
sisimu,”
Saat itu juga surga begitu
tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan suara
lirih bertanya,
“Tuhan…jika saya harus pergi
sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?”
Tuhan pun menjawab, ” Kamu
dapat memanggil malaikatmu dengan sebutan….Ibu”
*****
Untuk ibu yang selalu
menetaskan air mata ketika kau pergi….
Ingatkah engkau ketika ibumu
rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut
membalut tubuhmu
Ingatkah engkau ketika
jemari ibu mengusap lembut kepalamu?
…..dan ingatkah engkau
ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?
Sesekali jenguklah ibumu
yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan
kembalilah memohon maaf pada
ibumu yang selalu rindu akan senyummu
Jangan biarkan engkau
kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan dimasa mendatang, ketika ibu telah
tiada…………………………………………………………
Tak ada lagi yang berdiri di
depan pintu menyambut kita
Tak ada lagi senyum
indah…tanda bahagia,
Yang ada hanya kamar yang
kosong tiada penghuninya
Yang ada hanyalah baju yang
digantung di lemari kamarnya
Tak ada lagi dan tak akan
ada lagi yang meneteskan air mata mendo’akan disetiap hembusan nafasnya
Kembalilah segera…peluklah
ibu yang selalu menyayangimu…
Ciumlah kaki ibu yang selalu
merindukanmu
dan berikanlah yang terbaik
di akhir hayatnya
kenanglah semua cinta dan
kasih sayangnya…
Ibu…ma’afkan aku. Sampai
kapan pun jasamu tak akan terbalas.
Tata.
0 komentar:
Posting Komentar