Penulis adalah Hatta Bachtiar (Tata)_Kuwatno. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Terimakasih Ibu

Ini cerita saat aku SMA dulu, waktu itu acara Up greading OSIS, terus ada kegiatan malamnya yang namanya renungan. Kegiatan yang kali pertama buat aku. Swer deh yang pertama ini nyentuh banget kata-katanya. Sebenernya si aku kasian kalau-kalau ada temenku yang emang bener-bener ibunya udah tiada, kan bakalan sedih banget tuh, aku ajah yang Alhamdulillah masih dikaruniai ibu bener-bener ngeh banget. Ok deh langsung aja kecerita yang mau aku ceritain ke agan-agan semua.
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkannya dia bertanya kepada Tuhan,
“Para malaikat disini mengatakan bahwa besok engkau akan mengirimku kedunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah,”

Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu”.

“Tapi disurga , apa yang saya lakukan hanyalah bernyayi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia,” demikian kata si bayi.

Tuhan pun menjawab, “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia”.

Si bayi pun bertanya kembali, “Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?”.

Sekali lagi Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo’a”.

Si bayi pun masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”.
Dengan penuh kesabaran Tuhan pun menjawab, “Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun”

Si bayi pun tetap belum puas dengan melanjutkan pertanyaan, “Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi”

Dan Tuhan pun menjawab, ” Malaikat akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan kan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu,”

Saat itu juga surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan suara lirih bertanya,

“Tuhan…jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?”

Tuhan pun menjawab, ” Kamu dapat memanggil malaikatmu dengan sebutan….Ibu”

*****
Untuk ibu yang selalu menetaskan air mata ketika kau pergi….

Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu

Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu?

…..dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan

kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyummu

Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan dimasa mendatang, ketika ibu telah tiada…………………………………………………………
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita

Tak ada lagi senyum indah…tanda bahagia,

Yang ada hanya kamar yang kosong tiada penghuninya

Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya

Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo’akan disetiap hembusan nafasnya

Kembalilah segera…peluklah ibu yang selalu menyayangimu…

Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu

dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya

kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya…

Ibu…ma’afkan aku. Sampai kapan pun jasamu tak akan terbalas.


Tata.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar